Jumat, Maret 21, 2008

Jangan Pernah Mendahului Nasib

“Kita tak’kan pernah mendahului nasib”
Demikian yang diucapkan Arai kepada Ikal, dalam buku Sang Pemimpi, buku ke-2 dari tetralogi karya Andrea Hirata, dan kalimat ini kini telah menjadi salah satu penyemangat dalam hidupku. Banyak di antara kita yang terlalu takut dan khawatir dengan masa depan, sehingga terkadang membuat kita kalah sebelum bertanding, dan akhirnya benar-benar mengalami kegagalan.

Buku Tetralogi karya Andrea Hirata, dimulai dari Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan Edensor, serta buku ke-4nya yang belum diterbitkan, Maryamah Karpov, yang saat ini menjadi buku yang paling aku tunggu tanggal terbitnya, benar-benar sebuah karya yang inspired. Siapa pun yang membacanya, akan merasa malu dengan diri sendiri, apabila menjadi orang yang mudah menyerah dalam menjalani perjuangan hidup.

Pada karya ini, akan kita lihat bagaimana perjuangan anak-anak Belitung dalam usahanya untuk mengenyam pendidikan yang setinggi-tingginya. Lihat saja si jenius Lintang, bagaimana dia sebagai anak yang lahir dalam kondisi ekonomi yang sangat pas-pasan, tapi tetap semangat dalam menuntut ilmu. Bersepeda setiap hari sepanjang 80 km demi memuaskan dahaganya akan ilmu. Bandingkan dengan anak-anak sekarang, yang dengan nyamannya duduk dalam mobil ber-ac, diantar jemput ke sekolah, tapi banyak yang masih menyia-nyiakan waktu belajarnya dengan hal-hal lain yang bersifat hura-hura atau bahkan membolos sekolah. Lihat juga semangat Ikal dan Arai, dalam mengolah mimpi mereka, sehingga akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa dan kuliah di Sorbonne University,Paris.

Banyak orang yang terlalu mengasihani dirinya sendiri, sehingga terpuruk terus dalam keputusasaan. Padahal apabila mau menengok sedikit saja pada kehidupan di sekelilingnya, akan melihat begitu banyak orang yang lebih menderita dalam menghadapi kesulitan-kesulitan hidup. Oleh karena itu, bersyukurlah selalu dengan hidupmu!

Tak kalah menarik dalam buku ini, adalah perjuangan cinta ikal terhadap gadis pujaannya, si tangan indah. Cinta memang tidak mengenal perbedaan, dan cinta mereka telah berkembang dengan indahnya di dunia mereka sendiri. Ikal berusaha keras dengan berbagai cara untuk menemukan cintanya, yang tak pernah hilang dimakan waktu, bahkan hingga berkelana ke ujung dunia sekalipun, sampai akhirnya ia menemukan Edensor. Cinta itu adalah perjuangan!

Siapapun yang membaca buku ini, akan tergugah emosinya, dari merasa sedih, tertawa, marah, terharu dan gemas dengan jalan ceritanya. Kita yang selama ini selalu merasa menghadapi rintangan, akan semakin menyadari, bahwa sebenarnya kita telah terlalu banyak diberi kemudahan, namun sering tidak menyadarinya.

Karena itu, janganlah pernah takut untuk bermimpi, dan terus berjuang untuk mengolah mimpi itu, niscaya kita akan takjub sendiri dengan kekuatan mimpi tersebut.

6 komentar:

boysnocry mengatakan...

kayaknya pernah baca post temanya kayak gini deh :-?
kalo udh terbit yg ke-4 kasi tau ya ;))

Julietta Lie mengatakan...

pernah baca :-? dimana ya :-?
btw, katanya yang ke-4 terbitnya masih lama :(

boysnocry mengatakan...

terbitnya nunggu filmnya rilis dulu paling :-?

Veridiana mengatakan...

Jadi curious... apa mimpimu, Jul? Boleh tau? = )

Julietta Lie mengatakan...

mimpiku banyak ver, ga cukup kalo ditulis di sini, ntar gua crita lewat ym aja deh =)

Anonim mengatakan...

wih..ijul punya mimpi...:))