Selasa, April 03, 2012

Dan Keajaiban Itu Pun Terus Bertumbuh...


Usia kehamilanku kini memasuki bulan ke-8. Berbagai pengalaman dan perasaan telah kualami selama bulan-bulan kehamilan ini. Dari perasaan bahagia ketika mengetahui hasil test yang positif hamil, perasaan lelah di bulan-bulan pertama kehamilan karena selalu mual dan muntah-muntah, mengantuk karena sulit tidur di malam hari, perasaan takjub ketika mulai merasakan tendangan bayi kecilku, hingga perasaan bersyukur karena telah dikarunia 'keajaiban' oleh Sang Pencipta.

Setelah menikah, sebenarnya aku dan suamiku sama sekali tidak bermaksud menunda keinginan untuk mempunyai anak, mengingat usia kami yang juga sudah tidak muda lagi. Tetapi karena permintaan mama mertua yang ingin mempunyai cucu bershio naga, demi menyenangkan hatinya, kami pun menunda kehamilan selama beberapa bulan.

Di bulan Oktober 2011, saat tanggal menstruasiku terlambat seminggu, aku segera melakukan test kehamilan. Saat itu tanggal 14 Oktober 2011, bertepatan dengan hari ulang tahun papiku. Hasilnya positif, dan aku pun segera menelepon kedua orang tuaku untuk memberi tahu berita bahagia ini. "Hadiah ulang tahun untuk papi", ujarku saat mengucapkan selamat hari ulang tahun padanya. Semua gembira dan antusias mendengar berita bahagia ini.

Dan dimulailah hari-hari dimana aku selalu merasa lapar namun sama sekali tidak mempunyai selera makan. Saat meyiapkan masakan untuk suami, aku selalu merasa mual saat mencium bau-bau bumbu tumisan masakanku sendiri, sehingga saat makanan siap, aku justru merasa mual dan sama sekali tidak ingin menyantapnya. Akhirnya aku hanya duduk menemani suamiku makan. Dan setelah selesai makan, suamiku mengantar aku keluar untuk membeli makanan di luar. Aku tidak pernah bisa makan masakan sendiri lagi.

Akhirnya kami memutuskan untuk pindah ke rumah orang tuaku lagi di Bandung, dengan pertimbangan ada mamiku yang bisa mengurusku selama 'kerewelanku' di masa kehamilan ini. Hari-hari kurang tidurpun dimulai. Saat usia kehamilanku memasuki bulan ke-2, hampir setiap malam aku tidak bisa tidur karena selalu mual dan muntah-muntah. Minyak angin, minyak kayu putih dan balsem, setia menjadi teman sehari-hari. Kalau ibu hamil pada umumnya mengalami apa yang disebut 'morning sickness', maka yang aku alami adalah 'after midnight sickness". Perasaan mual ingin muntah, diiringi badan yang selalu merasa seperti masuk angin, sakit kepala, selalu aku alami setiap malam. Menjelang subuh, baru aku mulai merasa baikan, dan bisa tidur. Mau tidak mau, aku harus mengubah jam tidurku. Terjaga di malam hari dan tidur di pagi hari.

Saat kunjungan rutin ke dokter kandungan yang kedua kali, dan aku melihat layar hasil test USG, aku begitu terkesima. Janin yang sebulan lalu hanya berbentuk bulatan, kini sudah menyerupai bayi yang sangat kecil. Perasaan takjub, bahagia, tak percaya, ketika menyadari bahwa 'keajaiban' itu tengah bertumbuh dalam rahimku. Rasa lelah karena kurang tidur dan mual-mual seolah langsung hilang saat meyaksikan keajaiban kecil itu tengah meringkuk dalam rahimku. It's so amazing! Pernah di saat lain kunjungan rutin ke dokter, ketika di-USG, aku menyaksikan bayi kecilku tengah bergerak aktif kesana kemari, jumpalitan dan terus berputar-putar. Perasaan indah yang sulit untuk kuceritakan, selalu berkecamuk di hatiku, terutama saat menyaksikan 'keajaiban' itu di layar USG.

Mual-mual diiringi rasa sakit kepala dan masuk angin terus aku alami hingga memasuki bulan ke-5. Ketika menginjak bulan ke-6, mual mulai berkurang, namun berganti dengan keram-keram di tangan bagian kanan dan nyeri-nyeri badan bagian belakang. Dan rasa keram dan nyeri ini terasa semakin menghebat di saat aku beristirahat malam. Terkadang saat bangun pagi, aku harus diam dulu sesaat, berusaha menggerak-gerakkan tangan kananku, karena saat bangun terasa begitu kaku dan sulit dipakai untuk menggenggam sesuatu. Ternyata hamil memang tidak sesederhana perkiraanku sebelumnya. Namun di bulan ke-6 ini, tendangan bayi kecilku mulai dapat kurasakan. Perasaan senang bercampur geli saat merasakannya pertama kali. Dan herannya lagi, bayi kecilku hampir selalu tenang di pagi, siang ataupun sore hari, dan kembali aktif menendang-nendang di malam hari. Sehingga biarpun mual dan muntah sudah jarang kualami, kebiasaan tidurku tetap tidak bisa kuubah, karena bayi kecil ini selalu aktif bergerak di saat malam dan baru kembali tenang saat menjelang subuh. Salah satu temanku berkata "Itulah, kebiasaan begadang saat masih gadis dibawa-bawa, akhirnya bayinya sekarang mengikuti jejak mamanya" Aku hanya tertawa saat mendengar ucapannya.

Hingga kini memasuki bulan ke-8, tendangannya semakin kuat, bahkan terkadang membuatku kaget dan tertawa saat tiba-tiba dia menendang dengan kerasnya. Terkadang dia mendorong begitu kuatnya, sehingga di bagian perut tertentu terasa begitu keras dan terasa tidak nyaman. Biasanya saat seperti itu, aku akan menepuk-nepuk perutku sambil berkata kepadanya agar menggeser posisinya, supaya aku kembali merasa nyaman. Dan ajaibnya, dia seperti yang sudah bisa diajak berkomunikasi dan menuruti permintaanku.

Walaupun lumayan banyak perasaan tidak nyaman yang aku alami di masa-masa kehamilan ini, seperti cepat kelelahan, kurang tidur, sakit kepala dan lain-lain, namun semua perasaan itu seolah terlupakan saat aku melihat 'keajaiban kecil' ini di layar USG ataupun saat merasakan tendangan-tendangannya. Sering aku berkata pada suamiku, "Sangat menakjubkan bisa merasakan sesuatu yang bergerak-gerak di dalam tubuhku, sulit untuk menceritakan perasaan indah yang aku alami saat merasakan keajaiban kecil yang terus bertumbuh ini." Dan aku menjadi semakin sering berpikir, betapa indahnya menjadi seorang wanita yang diberi kepercayaan olehNya untuk bisa mendapatkan dan merasakan suatu keajaiban yang rasanya hanya bisa dimengerti oleh sesama wanita lainnya. Dan aku bahagia menjadi seorang wanita. Semoga kelak aku mampu untuk menjadi ibu yang baik bagi karunia Tuhan ini :)