Jumat, Juli 25, 2014

Love You, My Brother....


Kakak ketigaku, adalah seorang laki-laki yang cuek
Dia adalah orang terakhir yang akan kuatir terhadapku
Tapi aku tau, diam-diam dia bangga mempunya adik sepertiku
Dia selalu mendidikku menjadi pribadi yang mandiri
Dia sayangi aku dengan caranya sendiri
Mengingat usia kami yang hanya terpaut 4 tahun
Dia memang teman bermainku yang paling mengasyikan
Memanjat pohon, bermain layangan, bermain kelereng dan banyak lagi
Biarpun dulu aku paling sering bertengkar dengannya
Tapi, aku sangat merindukannya apabila ia tidak ada di rumah...


In memoriam : 26 Februari 1972 - 20 Juli 2014

Kamu akan selalu kami rindukan, see u later....

Kamis, Mei 30, 2013


Hari ini genap setahun usia anakku. My little prince yang terus bertumbuh, semakin lucu, aktif dan banyak tingkahnya yang menggemaskan.
Aku kembali teringat setahun lalu, saat-saat menjelang kelahirannya. Sehari sebelumnya aku baru saja melakukan kontrol rutin pada dokter. Semua perkembangan janin terlihat sangat baik. Dokter berkata sudah sangat dekat dengan waktu kelahiran, paling lama seminggu lagi, sambil berpesan padaku begitu terasa mulas atau ada keluar flek segera ke klinik. Keesokan paginya aku masih menjalani rutinitas jalan pagi seperti biasa, ditemani oleh suami. Sekitar jam 11 siang saat aku ke kamar mandi, ada terlihat flek kecoklatan. Mulas belum terasa sama sekali. Aku bercerita ke suamiku, dan suamiku hanya bilang, nanti sore kita ke dokter saja lagi. Sekitar jam 2 siang ketika aku ke kamar mandi lagi, kembali terdapat flek. Aku segera menelpon dokter, dan dokter berkata nanti sore ke klinik lagi untuk dicek sudah ada pembukaan atau belum.

Aku pun beristirahat siang, bangun sore segera bersiap-siap untuk kontrol lagi. Itupun tanpa membawa persiapan apa pun untuk menginap, karena aku tidak terpikir akan langsung disuruh rawat inap, sama sekali belum ada terasa mules sedikit pun. Sesampainya di klinik, pasien sudah banyak mengantri. Dokter pun agak telat datangnya. Saat dokter tiba, ketika melihatku, dia segera mendahulukanku dan mengajak aku segera masuk ke ruang prakteknya. Dan ketika diperiksa ternyata sudah pembukaan dua. Dokter langsung menyuruhku untuk segera masuk ke kamar perawatan. Sementara suamiku sempat meninggalkanku sendiri di klinik untuk mengambil persiapan menginap yang sudah aku siapkan dari beberapa minggu sebelumnya. Selama ditinggal suamiku aku asyik sendiri di kamar, menonton tv, menelpon teman, sambil berjalan mondar mandir di kamar, teringat pesan salah satu temanku, nanti kalai sudah di klinik, jangan cuma tidur-tiduran aja ya, tapi banyak jalan, biar persalinannya lebih lancar.

Sekitar pukul 8 malam, suamiku datang, sendirian. Rencana persalinan memang hanya akan ditemani suamiku, karena mamie tidak mungkin meninggalkan papie sendirian di rumah, sementara mama mertua baru akan datang dua hari kemudian, karena perkiraan kami persalinan di awal-awal bulan Juni. Suamiku menemaniku di kamar, aku masih tenang-tenang menonton acara tv, sambil sesekali bermain dengan ponselku. Sekitar pukul setengah sepuluh malam, tiba-tiba mulesku menghebat, aku segera berteriak ke suamiku untuk segera memanggilkan suster. Ketika suster datang, dicek pembukaanku sudah pembukaan 8. Langsung suster menghubungi dokter, dan menginstrukkan agar aku segera masuk ke ruang bersalin. Tidak lama kemudian dokter tiba di ruang bersalin, dan pembukaanku sudah lengkap. kurang lebih 40 menit kemudian, bayi kecilku dilahirkan. Berat 3,9 kg dan tinggi 51 cm. Tidak heran agak kepayahan saat berusaha mengeluarkannya :)

Kehidupan baruku pun dimulai. Bayi mungil yang terus bertumbuh, membuatku takjub setiap menyaksikan perkembangannya, dari mulai belajar berguling, merangkak, berinteraksi dengan sekitar. Terkadang saat dia tertidur, aku menatap wajah mungilnya, terkadang tak percaya kalau sebelumnya dia bertumbuh di dalam diriku. Seperti menatap sebuah keajaiban. Sungguh aku bersyukur telah dipercayakan olehNya kepadaku, seorang bayi mungil yang begitu indah.

Kini genap setahun usianya. Selamat ulang tahun anakku, semoga selalu dalam bimbingan Tuhan, dan terus bertumbuh menjadi anak yang hebat. Mommy loves you so much :)

Rabu, Mei 23, 2012

Menghitung Bulan Demi Bulan...

Satu bulan,
Kau buat kami tertawa bahagia
Saat mengetahui kehadiranmu yang begitu kecil
Kau bawa kegembiraan dan harapan
Akan semakin sempurnanya keluarga kecil ini

Dua bulan,
Entah apa yang kau lakukan dalam rumah mungilmu
Sampai membuatku selalu merasa lapar
Yang jelas kau membuatku takjub
Ketika untuk kedua kalinya melihatmu di layar
Bentukmu kini sangat jelas
Mahluk mungil yang siap untuk terus bertumbuh

Tiga bulan,
Kau mulai membuatku tak bisa tidur di malam hari
Rasa mual terus mendera
Dibarengi dengan muntah yang tak berhenti
Tapi semua lelah itu hilang
Saat kusaksikan dirimu bergerak jumpalitan di layar

Empat bulan.
Mual dan muntah tak kunjung hilang
Bahkan kini dibarengi dengan sakit kepala dan kram di tangan
Aih, sedang apakah kau di dalam?

Lima bulan,
Gerakanmu mulai dapat kurasakan
Tendangan kecil dan detak jantung yang begitu teratur
Rasa takjub semakin terus kurasakan
Tak percaya adanya keajaiban kecil yang terus bertumbuh

Enam bulan,
Gerakanmu semakin kuat
Tendangan, tinju dan jumpalitan
Malam hari kau terasa begitu aktif
Sementara di saat pagi dan siang, sepertinya kau lebih banyak tertidur

Tujuh bulan,
Hari-hari kurang tidur terus menemaniku
Walau mual dan muntah semakin kualami
Namun kau lebih senang bermain di malam hari
Jam tidurku pun harus mengikutimu

Delapan bulan,
Gerakanmu semakin kasat mata
Rumah mungilmu terkadang bagai diterjang tsunami
Sering aku tertawa saat kau melakukan gerakan combo
Bahkan tak jarang kau membuatku kaget dengan gerakan yang tiba-tiba

Sembilan bulan,
Tenaga yang luar biasa semakin sering kurasakan
Rumah mungilmu mulai sedikit kepayahan
Rasa linu dan sesak semakin sering terasa
Sepertinya kau pun ingin segera melihat dunia

Aih, tak sabar rasanya ingin segera melihat jagoan kecilku
Kini kau tengah dalam minggu-minggu terakhir dalam rumah mungilmu
Kedatanganmu akan segera terwujud
Seperti apakah rasanya menatapmu untuk pertama kalinya :)

Selasa, April 03, 2012

Dan Keajaiban Itu Pun Terus Bertumbuh...


Usia kehamilanku kini memasuki bulan ke-8. Berbagai pengalaman dan perasaan telah kualami selama bulan-bulan kehamilan ini. Dari perasaan bahagia ketika mengetahui hasil test yang positif hamil, perasaan lelah di bulan-bulan pertama kehamilan karena selalu mual dan muntah-muntah, mengantuk karena sulit tidur di malam hari, perasaan takjub ketika mulai merasakan tendangan bayi kecilku, hingga perasaan bersyukur karena telah dikarunia 'keajaiban' oleh Sang Pencipta.

Setelah menikah, sebenarnya aku dan suamiku sama sekali tidak bermaksud menunda keinginan untuk mempunyai anak, mengingat usia kami yang juga sudah tidak muda lagi. Tetapi karena permintaan mama mertua yang ingin mempunyai cucu bershio naga, demi menyenangkan hatinya, kami pun menunda kehamilan selama beberapa bulan.

Di bulan Oktober 2011, saat tanggal menstruasiku terlambat seminggu, aku segera melakukan test kehamilan. Saat itu tanggal 14 Oktober 2011, bertepatan dengan hari ulang tahun papiku. Hasilnya positif, dan aku pun segera menelepon kedua orang tuaku untuk memberi tahu berita bahagia ini. "Hadiah ulang tahun untuk papi", ujarku saat mengucapkan selamat hari ulang tahun padanya. Semua gembira dan antusias mendengar berita bahagia ini.

Dan dimulailah hari-hari dimana aku selalu merasa lapar namun sama sekali tidak mempunyai selera makan. Saat meyiapkan masakan untuk suami, aku selalu merasa mual saat mencium bau-bau bumbu tumisan masakanku sendiri, sehingga saat makanan siap, aku justru merasa mual dan sama sekali tidak ingin menyantapnya. Akhirnya aku hanya duduk menemani suamiku makan. Dan setelah selesai makan, suamiku mengantar aku keluar untuk membeli makanan di luar. Aku tidak pernah bisa makan masakan sendiri lagi.

Akhirnya kami memutuskan untuk pindah ke rumah orang tuaku lagi di Bandung, dengan pertimbangan ada mamiku yang bisa mengurusku selama 'kerewelanku' di masa kehamilan ini. Hari-hari kurang tidurpun dimulai. Saat usia kehamilanku memasuki bulan ke-2, hampir setiap malam aku tidak bisa tidur karena selalu mual dan muntah-muntah. Minyak angin, minyak kayu putih dan balsem, setia menjadi teman sehari-hari. Kalau ibu hamil pada umumnya mengalami apa yang disebut 'morning sickness', maka yang aku alami adalah 'after midnight sickness". Perasaan mual ingin muntah, diiringi badan yang selalu merasa seperti masuk angin, sakit kepala, selalu aku alami setiap malam. Menjelang subuh, baru aku mulai merasa baikan, dan bisa tidur. Mau tidak mau, aku harus mengubah jam tidurku. Terjaga di malam hari dan tidur di pagi hari.

Saat kunjungan rutin ke dokter kandungan yang kedua kali, dan aku melihat layar hasil test USG, aku begitu terkesima. Janin yang sebulan lalu hanya berbentuk bulatan, kini sudah menyerupai bayi yang sangat kecil. Perasaan takjub, bahagia, tak percaya, ketika menyadari bahwa 'keajaiban' itu tengah bertumbuh dalam rahimku. Rasa lelah karena kurang tidur dan mual-mual seolah langsung hilang saat meyaksikan keajaiban kecil itu tengah meringkuk dalam rahimku. It's so amazing! Pernah di saat lain kunjungan rutin ke dokter, ketika di-USG, aku menyaksikan bayi kecilku tengah bergerak aktif kesana kemari, jumpalitan dan terus berputar-putar. Perasaan indah yang sulit untuk kuceritakan, selalu berkecamuk di hatiku, terutama saat menyaksikan 'keajaiban' itu di layar USG.

Mual-mual diiringi rasa sakit kepala dan masuk angin terus aku alami hingga memasuki bulan ke-5. Ketika menginjak bulan ke-6, mual mulai berkurang, namun berganti dengan keram-keram di tangan bagian kanan dan nyeri-nyeri badan bagian belakang. Dan rasa keram dan nyeri ini terasa semakin menghebat di saat aku beristirahat malam. Terkadang saat bangun pagi, aku harus diam dulu sesaat, berusaha menggerak-gerakkan tangan kananku, karena saat bangun terasa begitu kaku dan sulit dipakai untuk menggenggam sesuatu. Ternyata hamil memang tidak sesederhana perkiraanku sebelumnya. Namun di bulan ke-6 ini, tendangan bayi kecilku mulai dapat kurasakan. Perasaan senang bercampur geli saat merasakannya pertama kali. Dan herannya lagi, bayi kecilku hampir selalu tenang di pagi, siang ataupun sore hari, dan kembali aktif menendang-nendang di malam hari. Sehingga biarpun mual dan muntah sudah jarang kualami, kebiasaan tidurku tetap tidak bisa kuubah, karena bayi kecil ini selalu aktif bergerak di saat malam dan baru kembali tenang saat menjelang subuh. Salah satu temanku berkata "Itulah, kebiasaan begadang saat masih gadis dibawa-bawa, akhirnya bayinya sekarang mengikuti jejak mamanya" Aku hanya tertawa saat mendengar ucapannya.

Hingga kini memasuki bulan ke-8, tendangannya semakin kuat, bahkan terkadang membuatku kaget dan tertawa saat tiba-tiba dia menendang dengan kerasnya. Terkadang dia mendorong begitu kuatnya, sehingga di bagian perut tertentu terasa begitu keras dan terasa tidak nyaman. Biasanya saat seperti itu, aku akan menepuk-nepuk perutku sambil berkata kepadanya agar menggeser posisinya, supaya aku kembali merasa nyaman. Dan ajaibnya, dia seperti yang sudah bisa diajak berkomunikasi dan menuruti permintaanku.

Walaupun lumayan banyak perasaan tidak nyaman yang aku alami di masa-masa kehamilan ini, seperti cepat kelelahan, kurang tidur, sakit kepala dan lain-lain, namun semua perasaan itu seolah terlupakan saat aku melihat 'keajaiban kecil' ini di layar USG ataupun saat merasakan tendangan-tendangannya. Sering aku berkata pada suamiku, "Sangat menakjubkan bisa merasakan sesuatu yang bergerak-gerak di dalam tubuhku, sulit untuk menceritakan perasaan indah yang aku alami saat merasakan keajaiban kecil yang terus bertumbuh ini." Dan aku menjadi semakin sering berpikir, betapa indahnya menjadi seorang wanita yang diberi kepercayaan olehNya untuk bisa mendapatkan dan merasakan suatu keajaiban yang rasanya hanya bisa dimengerti oleh sesama wanita lainnya. Dan aku bahagia menjadi seorang wanita. Semoga kelak aku mampu untuk menjadi ibu yang baik bagi karunia Tuhan ini :)

Jumat, September 09, 2011

Loving by Cooking

Semenjak menikah, kegiatanku sehari-hari hanya sebagai ibu rumah tangga, karena itu aku kini mempunyai banyak waktu untuk melakukan hal-hal yang dulu hampir tidak pernah aku lakukan. Salah satunya adalah memasak.
Bulan September, tepatnya tanggal 9, adalah hari ulang tahun suamiku, ulang tahun pertama yang kami rayakan sebagai pasangan suami istri. Semasa pacaran, biasanya setiap ulang tahun kami rayakan dengan makan berdua di resto. Tapi kali ini aku hendak menyiapkan sesuatu yang lebih istimewa. Merayakan di rumah dengan masak sendiri. Walaupun rasanya mungkin tidak bisa mengalahkan masakan resto, aku yakin suamiku akan lebih senang dengan merayakan di rumah sambil menikmati hidangan istri sendiri.
Maka dimulailah persiapan-persiapan sehari sebelum hari H, dengan belanja bahan-bahan yang diperlukan, dan kesibukan pun sudah dimulai sehari sebelumnya.
Menu pertama yang aku siapkan adalah puding buah lapis coklat, sebagai pengganti kue tart. Selain puding lebih sehat dari kue tart, suamiku juga adalah penggemar puding. Dan tepat jam 12 malam puding sudah aku sajikan. Karena aku membuatnya dengan sembunyi-sembunyi, suami pun surprise dan tertawa senang.


Pada hari H, kami rayakan bersama pada saat makan siang. Sebagai menu pembuka adalah sup krim


Lalu dilanjutkan dengan mie ulang tahun dan sapo tahu jepang


Dan masih dilanjutkan dengan minuman segar fruit cocktail sebagai penutup


Selain itu masih ada satu buah macam hidangan lagi sebagai camilan, pastel goreng isi tuna



Sungguh suatu kesibukan yang lumayan karena semua aku kerjakan sendiri, tapi hasilnya, suami sangat puas dan senang dengan perayaan kecil kali ini, dan melihat kepuasannya, tentu saja semua kerepotan menjadi tidak ada artinya :)

Sabtu, April 23, 2011

Kus-Kus

Aku teringat dengan salah satu kucing kesayanganku, kus-kus. Ini sudah minggu ketiga kus-kus tidak pulang ke rumah. Kus-kus memang senang bermain di luar rumah. Terkadang kalau seharian tidak pulang, aku akan mencarinya ke belakang rumah.  biasanya dia akan ditemukan di halaman salah satu rumah tetangga, dan kedapatan sedang asyik berpacaran dengan kucing lain. Pantas saja tidak ingat pulang! Kus-kus memang seekor kucing betina yang cantik. Bukan hanya menarik perhatian di antara kucing saja, waktu kecil kus-kus bahkan pernah hilang karena diambil oleh orang yang lewat di depan rumah. Saat aku sudah putus asa karena kus-kus sudah hilang beberapa hari, berita tentang kus-kus muncul dari penjual ayam goreng depan rumah. Awalnya dia mengira kus-kus bukan kucing peliharaan di rumahku, jadi dibiarkannya saja ketika ada orang yang mengambil kus-kus yang sedang bermain di depan pagar.  Ketika akhirnya tahu kus-kus adalah kucing peliharaan di rumahku, dia pun segera mengayuh sepeda menuju blok sebelah untuk mencari kus-kus. Untungnya penculik kus-kus adalah langganan penjual ayam. Dan kus-kus pun kembali ke rumah. Masih teringat dengan jelas, kus-kus muncul di pintu rumah sambil mengeong dengan keras. Senangnya!

Kus-kus terus tumbuh menjadi kucing yang cantik dan nakal. Saat aku pulang kerja dan membuka pintu kamar, kus-kus akan lari mendahului masuk. Tempat favoritnya adalah didekatku. Saat aku memakai komputer, dia akan duduk di meja komputer, sambil tanganya mengais-ngais tangan kananku yang memegang mouse. Kalau sudah bosan bermain dengan tanganku, dia akan loncat ke atas monitor, dan tidur di sana sambil terkadang kepalanya terkulai ke depan layar. Saat aku pindah ke kasur untuk beristirahat, kus-kus akan meloncat turun dari meja komputer, lalu naik ke atas meja kecil di samping kasurku, dan kembali tidur. Terkadang aku jatuh tertidur karena kelelahan sehingga lupa mengeluarkan kus-kus dari kamar. Tengah malam kus-kus biasanya mengeong minta dibukakan pintu, dia berlari ke kamar mandi untuk minum. Kus-kus punya kebiasaan minum yang lama dibanding dengan kucing-kucing lain. Selesai minum, dia kembali ke depan pintu kamar, menggaruk-garuk pintu minta dibukakan lagi. Kadang tidak tega, dia kubiarkan masuk lagi. Dan dia akan baru akan ribut mengeong minta dibukakan pintu lagi pagi-pagi saat mendengar mamie menyediakan sarapan untuk semua kucing-kucing di rumah.

Suatu saat kus-kus pernah mengalami sakit, infeksi pada peranakannya. Sering dia mengerang kesakitan dan menjadi galak. Awalnya kus-kus diberi obat oleh dokter hewan, dicoba untuk diobati, walaupun saat itu dokter sudah berkeras sebaiknya kus-kus segera dioperasi. Tapi kami juga berkeras untuk coba diobati dulu. Sampai pada suatu hari kus-kus menolak semua jenis makanan, bahkan friskies yang selama ini menjadi makanan favoritnya. Dia hanya tidur terbaring lemas. Segera mamie membawa kus-kus ke dokter hewan, dan tindakan pun segera diambil. Peranakannya yang mengalami infeksi segera diangkat. Kus-kus tidak akan pernah bisa mempunyai anak. Tapi tidak apa, yang terpenting kus-kus, kucing kesayanganku itu akan kembali sehat dan nakal. Butuh waktu seminggu sampai kus-kus kembali lincah. Dan dia kembali nakal, sibuk mengganggu kucing-kucing lainnya.
 
Sesudah menikah, aku turut suami pindah ke kota lain. Kus-kus sementara aku tinggal di rumah orang tuaku.. Tapi aku memang berniat membawanya pindah ke tempatku yang sekarang. Ijin dari suami sudah kudapat biarpun awalnya sulit. Seperti kekhawatiran orang-orang pada umumnya, suamiku tidak mau aku terlalu dekat dengan binatang-binatang peliharaan, karena kami segera berencana untuk langsung mempunyai anak setelah menikah. Berkeras aku menjelaskan, betapa kus-kus adalah seekor kucing yang pintar menjaga kebersihan, dan di rumah dia paling dekat denganku, betapa lucu dan pintarnya kus-kus, hanya seekor saja dari semua kucing peliharaan di rumah, kus-kus, yang memang benar-benar dari awal adalah kucingku, dan paling dekat denganku, dan akhirnya suamiku pun luluh dan berkata iya.

Sejak aku tidak lagi tinggal di rumah orang tuaku, kus-kus lebih sering menghabiskan waktunya di luar rumah. Biasanya dia hanya pulang saat jam-jam makan. Kus-kus memang kucing yang pintar, dia tahu dan merasa kehilangan. Tak jarang mamie harus menjemputnya di belakang rumah, tempat kus-kus biasa berpacaran. Setelah beberapa bulan menikah, aku dan suamiku berkunjung ke rumah orang tuaku. Ajaib, kus-kus jadi lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah daripada berkeliaran di luar. Kembali pada kebiasaan lamanya, dia suka menggaruk-garuk pintu kamar saat tahu aku ada di dalamnya. Sebulan di rumah, kus-kus kembali menjadi teman mainku.

Kus-kus memang bukan hanya seekor kucing bagiku. Dia teman bermain, penghibur dan penggembira saat aku merasa bosan. Kehilangan kus-kus tentunya lebih dari kehilangan seekor kucing peliharaan bagiku. Rencana kepindahan kus-kus ikut ke kota baruku tidak akan pernah terwujud. Kus-kus sekarang entah dimana. 

Aku jadi teringat masa kecil, saat mempunyai seekor anjing kecil bernama lady, yang juga selalu menjadi teman bermainku. Ketika lady mati tersedak tulang, aku juga mengalami perasaan kehilangan yang sangat. Kedekatan dengan seekor binatang peliharaan terkadang membuat orang-orang tertentu merasa heran. Tapi kus-kus memang bukan hanya sekedar binatang peliharaan. Kehilangan kus-kus membuatku kapok untuk memiliki dan dekat dengan binatang peliharaan. Kus-kus akan menjadi binatang peliharaan terakhir bagiku :) Dimanapun kus-kus berada, semoga dia menemukan majikan baru penggantiku, yang akan menyayanginya sama sepertiku.

Jumat, April 08, 2011

From West to East

Yay, aku berhasil membuat rekor baru. Menyetir sendiri dari Bandung sampai Surabaya. Biarpun tidak bisa dibilang benar-benar sendiri, karena beriringan dengan suamiku, tetapi dengan mobil masing-masing.

Berawal dari liburan ke Bandung untuk pertama kalinya setelah menikah. Rencana ini akhirnya terealisasi setelah berbulan-bulan direncanakan. Excited? Tentu saja. Ini adalah kepulangan pertamaku setelah pindah ke kota lain sejak menikah. Perjalanan pun dimulai, dan kami membawa mobil sendiri. Bandung, here I come, home sweet home :)

Saat di Bandung, papa mertua menghubungi suamiku supaya membeli mobil second untuk dikirim ke luar pulau. Harga jual di Bandung memang lebih murah dibanding Surabaya. Saat mendengar rencana untuk menyewa supir membawa mobil kedua, aku segera berkata, "Buat apa membuang uang, biar aku saja yang membawanya" Sempat ada keraguan pada suamiku, bahkan pada diriku sendiri, karena aku belum pernah menyetir sendiri, kalaupun aku menyetir di luar kota, itu karena menggantikan suamiku saja dan biasanya hanya sebentar, itupun dengan suami mendampingi di sampingku.Tapi juga ada rasa ingin mencoba tantangan baru. Tapi akhirnya suami memperbolehkan. 

Dari rencana berangkat pagi-pagi jam 6, akhirnya kami baru keluar dari Bandung jam 9 pagi. Beriringan mobil kami melaju. Kami memilih jalur pantai Utara, karena jalan lebih mendatar dan tidak begitu banyak melewati daerah dataran tinggi. Saat menempuh jalan yang sepi di luar kota, tak jarang aku mendapat tatapan heran dari pengemudi-pengemudi yang berpapasan dengan mobil yang kukendarai. Supir wanita untuk jalur luar kota tentunya masih merupakan barang langka yang jarang ditemui :D Pukul 10 malam kami tiba di kota Semarang, menginap semalam untuk berangkat kembali keesokan harinya. Karena kelelahan, kami bangun agak siang, dan akhirnya baru check out dari hotel Quirin jam 11 siang. Perjalanan kembali dilanjutkan, dan akhirnya lewat jam 10 malam kami baru tiba di kota tujuan. 

Lelah? Tentu saja. Selain suami yang langsung mengeluarkan ultimatum, ini adalah untuk yang pertama dan terakhir, aku pun dalam hati berkata yang sama. Asyik, tapi juga membosankan. Sepanjang perjalanan tidak ada teman bicara. Setidaknya ini menambah pengalaman baru, tapi aku juga berkata dalam hati, "Cukup sekali ini dan tidak akan lagi deh" Emansipasi wanita memang perlu, tapi memang ada sebaiknya hal-hal yang dikerjakan hanya oleh laki-laki saja deh :p