Sabtu, April 23, 2011

Kus-Kus

Aku teringat dengan salah satu kucing kesayanganku, kus-kus. Ini sudah minggu ketiga kus-kus tidak pulang ke rumah. Kus-kus memang senang bermain di luar rumah. Terkadang kalau seharian tidak pulang, aku akan mencarinya ke belakang rumah.  biasanya dia akan ditemukan di halaman salah satu rumah tetangga, dan kedapatan sedang asyik berpacaran dengan kucing lain. Pantas saja tidak ingat pulang! Kus-kus memang seekor kucing betina yang cantik. Bukan hanya menarik perhatian di antara kucing saja, waktu kecil kus-kus bahkan pernah hilang karena diambil oleh orang yang lewat di depan rumah. Saat aku sudah putus asa karena kus-kus sudah hilang beberapa hari, berita tentang kus-kus muncul dari penjual ayam goreng depan rumah. Awalnya dia mengira kus-kus bukan kucing peliharaan di rumahku, jadi dibiarkannya saja ketika ada orang yang mengambil kus-kus yang sedang bermain di depan pagar.  Ketika akhirnya tahu kus-kus adalah kucing peliharaan di rumahku, dia pun segera mengayuh sepeda menuju blok sebelah untuk mencari kus-kus. Untungnya penculik kus-kus adalah langganan penjual ayam. Dan kus-kus pun kembali ke rumah. Masih teringat dengan jelas, kus-kus muncul di pintu rumah sambil mengeong dengan keras. Senangnya!

Kus-kus terus tumbuh menjadi kucing yang cantik dan nakal. Saat aku pulang kerja dan membuka pintu kamar, kus-kus akan lari mendahului masuk. Tempat favoritnya adalah didekatku. Saat aku memakai komputer, dia akan duduk di meja komputer, sambil tanganya mengais-ngais tangan kananku yang memegang mouse. Kalau sudah bosan bermain dengan tanganku, dia akan loncat ke atas monitor, dan tidur di sana sambil terkadang kepalanya terkulai ke depan layar. Saat aku pindah ke kasur untuk beristirahat, kus-kus akan meloncat turun dari meja komputer, lalu naik ke atas meja kecil di samping kasurku, dan kembali tidur. Terkadang aku jatuh tertidur karena kelelahan sehingga lupa mengeluarkan kus-kus dari kamar. Tengah malam kus-kus biasanya mengeong minta dibukakan pintu, dia berlari ke kamar mandi untuk minum. Kus-kus punya kebiasaan minum yang lama dibanding dengan kucing-kucing lain. Selesai minum, dia kembali ke depan pintu kamar, menggaruk-garuk pintu minta dibukakan lagi. Kadang tidak tega, dia kubiarkan masuk lagi. Dan dia akan baru akan ribut mengeong minta dibukakan pintu lagi pagi-pagi saat mendengar mamie menyediakan sarapan untuk semua kucing-kucing di rumah.

Suatu saat kus-kus pernah mengalami sakit, infeksi pada peranakannya. Sering dia mengerang kesakitan dan menjadi galak. Awalnya kus-kus diberi obat oleh dokter hewan, dicoba untuk diobati, walaupun saat itu dokter sudah berkeras sebaiknya kus-kus segera dioperasi. Tapi kami juga berkeras untuk coba diobati dulu. Sampai pada suatu hari kus-kus menolak semua jenis makanan, bahkan friskies yang selama ini menjadi makanan favoritnya. Dia hanya tidur terbaring lemas. Segera mamie membawa kus-kus ke dokter hewan, dan tindakan pun segera diambil. Peranakannya yang mengalami infeksi segera diangkat. Kus-kus tidak akan pernah bisa mempunyai anak. Tapi tidak apa, yang terpenting kus-kus, kucing kesayanganku itu akan kembali sehat dan nakal. Butuh waktu seminggu sampai kus-kus kembali lincah. Dan dia kembali nakal, sibuk mengganggu kucing-kucing lainnya.
 
Sesudah menikah, aku turut suami pindah ke kota lain. Kus-kus sementara aku tinggal di rumah orang tuaku.. Tapi aku memang berniat membawanya pindah ke tempatku yang sekarang. Ijin dari suami sudah kudapat biarpun awalnya sulit. Seperti kekhawatiran orang-orang pada umumnya, suamiku tidak mau aku terlalu dekat dengan binatang-binatang peliharaan, karena kami segera berencana untuk langsung mempunyai anak setelah menikah. Berkeras aku menjelaskan, betapa kus-kus adalah seekor kucing yang pintar menjaga kebersihan, dan di rumah dia paling dekat denganku, betapa lucu dan pintarnya kus-kus, hanya seekor saja dari semua kucing peliharaan di rumah, kus-kus, yang memang benar-benar dari awal adalah kucingku, dan paling dekat denganku, dan akhirnya suamiku pun luluh dan berkata iya.

Sejak aku tidak lagi tinggal di rumah orang tuaku, kus-kus lebih sering menghabiskan waktunya di luar rumah. Biasanya dia hanya pulang saat jam-jam makan. Kus-kus memang kucing yang pintar, dia tahu dan merasa kehilangan. Tak jarang mamie harus menjemputnya di belakang rumah, tempat kus-kus biasa berpacaran. Setelah beberapa bulan menikah, aku dan suamiku berkunjung ke rumah orang tuaku. Ajaib, kus-kus jadi lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah daripada berkeliaran di luar. Kembali pada kebiasaan lamanya, dia suka menggaruk-garuk pintu kamar saat tahu aku ada di dalamnya. Sebulan di rumah, kus-kus kembali menjadi teman mainku.

Kus-kus memang bukan hanya seekor kucing bagiku. Dia teman bermain, penghibur dan penggembira saat aku merasa bosan. Kehilangan kus-kus tentunya lebih dari kehilangan seekor kucing peliharaan bagiku. Rencana kepindahan kus-kus ikut ke kota baruku tidak akan pernah terwujud. Kus-kus sekarang entah dimana. 

Aku jadi teringat masa kecil, saat mempunyai seekor anjing kecil bernama lady, yang juga selalu menjadi teman bermainku. Ketika lady mati tersedak tulang, aku juga mengalami perasaan kehilangan yang sangat. Kedekatan dengan seekor binatang peliharaan terkadang membuat orang-orang tertentu merasa heran. Tapi kus-kus memang bukan hanya sekedar binatang peliharaan. Kehilangan kus-kus membuatku kapok untuk memiliki dan dekat dengan binatang peliharaan. Kus-kus akan menjadi binatang peliharaan terakhir bagiku :) Dimanapun kus-kus berada, semoga dia menemukan majikan baru penggantiku, yang akan menyayanginya sama sepertiku.

Tidak ada komentar: