Senin, Maret 22, 2010

Arti Seorang Sahabat

Hanya butuh waktu yang amat singkat untuk membenci dan menyakiti seseorang, dan kemudian menjadikannya sebagai seorang musuh, tapi akan butuh seumur hidup untuk menemukan seorang sahabat. Kalimat ini pernah aku baca pada salah satu artikel tentang persahabatan, dan setelah kupikir lagi, kalimat ini memang tidak berlebihan. Seberapa banyakkah di antara kalian yang mempunyai seorang sahabat yang benar-benar “sahabat” ? Aku berani menjawab sambil tersenyum, aku punya, biarpun jumlahnya tidak banyak. Aku mempunyai banyak sekali teman, tapi hanya beberapa yang bisa aku sebut sebagai sahabat.

Banyak yang bisa menjadi sahabat kita, orang tua pun sebenarnya merupakan sahabat kita, kakak atau adik pun bisa menjadi sahabat kita. Juga kekasih ataupun istri/suami pun sebenarnya adalah sahabat kita. Tapi yang aku maksud sahabat di sini adalah seseorang yang murni dia hanyalah teman kita, tidak mempunyai tali kekeluargaan dengan kita, ataupun bukan bagian dari keluarga kita. Tanpa mengecilkan artinya, tentu adalah hal yang sewajarnya apabila kita selalu menjadi sahabat bagi keluarga sendiri, ataupun bagi pasangan hidup, karena mereka adalah bagian dari hidup kita, yang telah mempunyai ikatan batin dengan kita.

Tapi bagaimana dengan orang yang sebenarnya asing, dalam arti sama sekali tidak punya ikatan persaudaraan dengan kita, bahkan mungkin baru kita jumpai setelah dewasa, tapi dia begitu pedulinya dengan kita? Mereka akan ikut bersedih saat kita berduka, mereka akan ikut marah apabila melihat kelakuan kita yang tidak pada tempatnya, mereka tak sungkan berkata pedas mencela kita, tapi mereka juga bisa ikut menangis bersama kita, dan ikut merasakan kebahagiaan saat kita bahagia. Bersama sahabat, kita memang tidak selalu melewati masa-masa keceriaan, ada waktunya kita akan mengalami juga masa-masa yang melelahkan bahkan menjengkelkan. Dan setelah kuingat-ingat, aku juga selalu melewati masa-masa itu dengan sahabat-sahabatku. Karena persahabatan itu adalah suatu proses, dimana kita akan melewati senang sekaligus benci, dihibur juga disakiti, didengar dan diabaikan. Justru dengan adanya proses inilah, kita bisa menemukan seorang sahabat.

Seorang sahabat, tidak akan pernah sungkan untuk mengatakan sesuatu yang menyakitkan, kalau dia pikir itu memang untuk kebaikan kita. Ada saatnya kita akan sangat marah saat itu, merasa tidak dimengerti olehnya. Bahkan terkadang bisa membuat hubungan persahabatan menjadi dingin dan menjauh. Tetapi seorang sahabat, tak akan pernah hilang, suatu saat dia akan kembali, dan kembali menyapa kita dengan hangat, kembali berbagi kebahagiaan dengan kita.

Buat sahabat-sahabatku, terima kasih telah hadir dalam kehidupanku. Mungkin terkadang aku bisa menjadi teman yang sangat sangat menyebalkan, membuat kalian habis kesabaran. Mungkin persahabatan kita tidak selalu berjalan mulus. Mungkin terkadang aku juga sering dibuat kesal dengan kalian. Tapi semakin beranjak dewasa, aku semakin menyadari, sungguh tidak mudah menemukan kalian. Love you, all...

2 komentar:

Veridiana mengatakan...

Makasih atas tulisannya buat gua... wkwkwkwkwkwkwkkkk.... *ge-er-bin-pede.com*

Julietta Lie mengatakan...

jyahahahaha, ini ni salah satu2 ciri sahabat yg baek, bisa tau sndr tanpa disebut namanya (bhs alusnya pede bin ge-er) =))