Senin, November 23, 2009

Kapan Terakhir Kali Engkau MenyapaKu?

Sudah 3 hari ini hujan turun tanpa berhenti. Pagi ini aku terbangun lebih awal, merasa dingin karena selimut tersingkap. Aku bergegas bangkit untuk memulai hari. Baru saja hendak melangkahkan kaki keluar kamar, seperti ada bisikan lirih yang menyapaku, "Kapan terakhir kali engkau menyapaKu?"

Termenung lama aku mendengar teguran itu. Kuurungkan niatku untuk segera keluar dari kamar. Aku kembali terduduk di kasur, dan bertanya pada diri sendiri "Kapan terakhir kali aku menyapaMu?" Aku terlalu sibuk dengan kehidupanku, dengan masalah-masalah yang kerap membebaniku, dengan rutinitas sehari-hari yang menyita waktuku.

Saat malam tiba, sering aku langsung tertidur tanpa sempat bercerita padaMu tentang hariku. Saat pagi terbangun, aku langsung bergegas mengawali rutinitasku tanpa sempat mengucapkan selamat pagi padaMu. Ah, aku tidak melupakanMu, aku tetap selalu mengingatMu, bantahku dalam hati berusaha membela diri. Tapi pertanyaan itu terngiang kembali, "Kapan terakhir kali engkau menyapaKu?"...

Sekalipun Engkau tak pernah melupakanku, tapi mengapa aku begitu sering mengabaikanMu? Seringkali hanya pada saat-saat dimana aku merasa tak mampu lagi menanggung masalahku, barulah saat itu aku sibuk mencariMu. Sedih dan susahku seringkali kubagikan padaMu. Tetapi suka dan bahagiaku lebih sering kusimpan untuk diriku sendiri. Namun demikian, Engkau tetap tak pernah meninggalkanku, bahkan pagi ini tetap menyapaku dengan penuh kerinduan.

Aku termenung lama memikirkan hal ini. Bagaimana mungkin aku menolak sebuah cinta dariNya? Sementara Dia terus mencintaiku tanpa peduli aku mengingatNya ataupun tidak. Apakah manusia-manusia yang kerap kali mengeluh tentang cintanya yang tak berbalas menyadari bahwa mereka sendiri kerap menolak cinta dariNya? Spontan, terlintas di benakku lirik sebuah lagu yang akhir-akhir ini seringkali diputar di televisi :
Kutetap mencintaimu masih, meski kau tak cinta Aku
Kutetap merindukan, meski kau tak pernah merasa sedikit pun untuk merindukan Aku
CintaKu ini bukan cinta milik manusia biasa
CintaKu ini cinta sejati yang paling sejati
Kutetap memaafkan salahmu mesti kau terus sakiti
Kutetap menerima seribu kata maaf yang selalu kau ucapkan dari bibirmu yang manis
Kini aku mengerti, pencipta lagu itu berusaha untuk menggambarkan cinta dariNya yang kerap diabaikan oleh manusia.

Segera aku bersujud, menangkupkan kedua tanganku, serta memejamkan mataku, berusaha merasakan kehadiranNya "Selamat pagi Sang Pencinta, naungilah aku selalu dengan kasih karuniaMu, sertailah langkahku supaya selalu ada dalam kehendakMu...Amin..."

Tidak ada komentar: